My Travel Experiences
Bahagia datangnya tak kenal waktu.
Tatkala ada waktu, berbahagialah setiap waktu.
Subadra, 22/11/00
Perjalanan spiritual ke Gunung Bromo
27 Juni i2019
Setelah selesai sembahyang di Candi Gumuk Kancil di sekitaran Banyuwangi, perjalanan dilanjutkan ke Gunung Bromo yang jarak tempuhnya kira-kira 7 jam dengan rada-rada kena macet sedikit di daerah Gumitir, beberapa jam sebelum Kota Jember.
Pagi-pagi buta sekitar jam 4 pagi yang di luar kamar hotel masih diselimuti kabut tebal dan udaran yang sangat dingin sekali harus berangkat menaiki Jip (hadtop) dengan double-gardan menuju lereng Gunung Bromo di tempat memulai kegiatan pendakian dengan jarak tempuh selama 45 menitan dari hotel di tempat menginap.
Tempat pertama yang diberhentikan oleh Jeep Driver adalah di Bukit Tengger yang merupakan tempat untuk melihat pemandangan yang sangat menakjubkan berupa hamparan pasir di lereng Gunung Bromo dan juga gunung-gunung tetangga dengan hiasan kepulan awan yang mempercantik tatapan mata serta menyaksikan keindahan matahari terbit sun rise dari upuk timur. Sangat sempurna dan menakjubkan!
Begitu tiba di lereng Gunung Bromo, langsung naik kuda menuju Pura Hindu yang letaknya tidak begitu jauh dari pangkalan mobil Jeep dan Kuda. Ratusan kuda dengan tuannya menghampiri setiap wisatwan yang datang ke Gunung Bromo menawarka jasa kuda untuk mempercepat kegiatan pendakian gunung di Bromo.
Dengan berbagai ukuran dan warna kuda ada di sini, tergantung dari kesukaan dan kemampuan kuda. Bagi anak-anak dan yang punya badan kurus tidak ada hambatan untuk memilih kuda, namun bagi yang badannya agak besar alias jumbo, perlu waktu untuk memilih kuda untuk memastikan kuda yang ditunggangi kuat untuk membawanya ke atas gunung. Tentu saja, harganya akan lebih sedikit mahal bila badannya lebih besar karena agak berat. Yang jelas, kuda-kuda tersebut siap menghantarkan menuju lereng dekat untuk memulai pendakian gunung.
Kegiatan pendakian Gunung Bromo diawali dengan bersembahyang untuk memohon keselamatan dan kekuatan untuk mencapai puncak Gunung Bromo. Selain itu, diperlukan tenaga yang kuat agar bisa sukses pendakiannya sampai puncak. Setelah berjalan menunggangi kuda dan lanjut dengan jalan kaki menuju puncak, akhirnya sampai juga di pertengahan dimana bisa melihat pemandangan yang idah di lereng gunung dan juga melihat gunung yang berdekatan serta puncak gunung.
Setelah berjalan menaiki tangga yang katanya sekitar 25o anak tangga dari pangkalan kuda, akhirnya sampai juga di puncak Gunung Bromo. Tampak jelas gunung masih aktif mengeluarkan kepulan asap pekat putih dari kawahnya. Asap berbau belerang tersebut menguap begitu saja ketika sampai di ketinggian atau puncak gunungnya.
Tiba di puncak Gunung Bromo, berjalan ke arah kiri sekitar 100 meter sambil berpegangan erat di pagar di sepanjang puncak gunung, akhirnya menemukan tempat pemujaan Ganesha untuk melakukan persembahyangan memohon keselamatan dan kekuatan serta kebahagiaan kepada Hyang Widhi dan manifestasinya yang berstana di Gunung Bromo dengan menghaturkan Pejati (banten yang secara khusus dibawa dari Pulau Dewata, Bali.
Nikmati Kuniner di Luwus
Sabtu sore, 15 April 2017, sepulang dari merayakan Hari Raya Kuningan di Singaraja di kediaman mertua, semakin lengkap rasanya ketika saya I Nengah Subadra dan keluarga berhenti beberapa saat untuk mengendorkan urat-syaraf setelah mengemudi selama hampir dua jam menuju Denpasar-Bali sambil menikmati kuliner di Warung Bidadari yang letaknya di Desa Luwus.
Suasana yang nyaman dan indah dikelilingi dengan taman bunga yang berbunga mekar dan berseri menghiasi sepanjang taman dan jalan setapak menuju Bale - yang dijadikan sebagai tempat makan di Warung ini dan sapaan ramah para Pramusaji berhias dan berparas cantik menyerupai bidadari semakin membuat tempat ini semakin menarik untuk dikunjung kembali.
Beraneka ragam hidangan: ikan bakar berbumbu Bali, ikan goreng asam-manis, ayam goreng khas Luwus, sayur plecing kangkung, karedok (sayur-sayuran mentah berbumbu kacang) dan sebakul nasi putih serta berbagai jenis minuman seperti es campur, es buah, es lemon tea, es lemon grass yang dihidangkan di Bali yang dikelilingi dengan kolam ikan berisi ikan-ikan hidup dan besar semakin membangkitkan selera makan bahkan lahap untuk menghabiskan semua hidangan yang disajikan.
Harganya tidak begitu mahal dan pas dengan kantong wisatawan lokal yang suka berpetualang dan menikmati kuliner di sepanjang perjalanannya. Tempat ini juga bagus untuk makan bersama keluarga karena sudah dipersiapkan bebagai jenis Bale dengan beberapa ukuran untuk mengakomodir grup kecil maupun grup besar.
Bagi para Selfiers, sudah disediakan tempat khusus untuk ber-selfie-ria dengan latar belakang tulisan "Warung Bidadari" dan patung bidadari cantik yang letaknya di tengah kolam ikan yang merepresentasikan keindahan warung makan ini.
Diperlukan sekitar 45 menit saja dari Denpasar untuk mencapai Warung Bidadari yang letaknya di Desa Luwus, di jalan utama Denpasar-Singaraja (sebelah kiri jalan) sebelum toko "Teman Joger".
Singapore Trip: Day One 21/11/16
Kesiapan keberangkatan ke luar negeri saya I Nengah Subadra bersama keluarga (Istri: Ni Putu Indah Indrayanti, Anak Perempuan: Ni Putu Widya Mahadhita Anisvara dan Anak Laki-laki: I Made Indra Mahawicaksana) perlu persiapan yang sangat panjang termasuk pengurusan paspor, pemesanan tiket pesawat, pemesanan kamar hotel, dan tentunya yang terpenting "tabungan" yang dipakai untuk backup liburannya.
Bangun pagi-pagi buta merupakan hal pertama yang harus dikerjakan ketika perjalanan menggunakan pesawat pagi. Setidaknya jam setengah empat pagi saya dan keluarga sudah bangun untuk mempersipakan diri ke Bandar Udara Ngurah Rai untuk menjamin bahwa kami tiba di bandara tepat waktu dan tentunya untuk menghindari ketinggalan pesawat.
Setelah melalui pengecekan yang berlapis-lapis, akhirnya pesawat boarding jam 7 pagi dan sampai di Changi International Airport, Singapura jam 10 pagi. Begitu landing langsung masuk ke konter pengecekan paspor dan lanjut berhenti di Playground biar anak-anak senang setelah selama tiga jam di dalam pesawat. Limabelas menit kemudian lanjut ke Immigration Border untuk stempel pasor dan langsung ambil begasi – satu tas besar berisi pakaian untuk sekeluarga.
Keluar dari bandara Changi di Singapura, saya dan keluarga sudah ditunggu sama Taxi yang berjejer rapi menunggu penumpang. Tertibnya antrian taxi membantu kami untuk tidak memilih-milh taxi lagi karena langsung diarahkan ke antrian terkini.
Pola antrian taxi ini kayaknya perlu diterapkan di Bali juga, biar sama tertibnya dengan di Singapura. “Where are you going sir?” itu kata sopir taxinya; dan langsung saja tak bilang “85 Beach Garden Hotel, please”. Langsung saja sopir taxinya pencet-pencet monitor atau layar penunjuk arah dan memberikan perkiraan waktu tempuh dan biaya dari Changi Airport, Singapura sampai di 85 Beach Road, Singapore, yaitu lokasi hotelnya.
Setelah check-in, langsung meluncur ke Bugis Juction – tempat berbelanjanya para souvenir hunters yang menyediakan berbagai macam souvenir dari harga yang paling murah sampai dengan yang termahal. Terkesan rapi sekali karena tidak ada para penjual souvenir meluberkan barang dagangannya di lorong-lorong jalan sehingga toris dapat berjalan dan bergerak secara lebih leluasa.
Setelah muter-muter lebih dari dua jam, perut mulai keroncongan dan tentu saja tenggorokan serasa kering sebagai pertanda perlu cari makanan dan minuman. Namanya saja jalan-jalan bersama keluarga (istri dan dua anak), jadi muter-muter dulu cari tempat makan yang pas dengan selera semua.
Akhirnya berenti di pojokan Bugis Junction dan ikut antrean panjang beli burger dan potato chips ditambah dengan satu bronjong / gelas besar coca cola. Setelah perut terisi, baru rasanya lebih jelas pengelihatannya dan tenaga jadi lebih strong untuk melanjutkan perjalanan di sekitar hotel yang terjangkau dengan jalan kaki.
Lagi asyik jalan-jalan, eh…hujan gerimis mulai turun dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak menyiapkan power untuk menikmati kuliner Singapura di malam hari. Tiba di hotel langsung tidur sore selama 2 jam dan setelah itu langsung mandi dan badanpun serasa segar bugar dan merasa siap untuk menjadi penjelajah malam di Singapura.
Malampun tiba dan perutpun mulai keroncongan. Selanjutnya bergegas keluar untuk mencari makan malam di sekitaran Bugis yang terkenal dengan tempat wisata belanja dan warisan budayanya. Menelusuri jalan utama Beach Road, Singapura terus melewati Arab Street sampai dengan Sultan Street yang mana di sepanjang jalanpenuh dengan restoran / food courts yang menjual berbagai macam hidangan malam. Setelah memalui perjalanan yang panjang akhirnya anak-anak memilih untuk berhenti dan makan Pizza Hut ala Singapura untuk makan malamnya.
Setelah perut kenyang, langsung pulang ke Hotel 85 Beach Garden Hotel dan bersiap-siap untuk tidur untuk menyiapkan energy kesokan harinya menuju Sentosa Island menggunakan MRT (kereta bawah tanah) yang kalau di Inggris dikenal dengan Underground.
Singapore Trip: Day Two 22/11/16
Setelah nginep semalam di 85 Beach Garden Hotel Singapore, pagi-pagi di hari kedua disibukkan dengan persiapan mau berangkat ke Sentosa Island – sebuah pulau di Singapore yang harus dicapai dengan melintasi jembatan panjang dana tau bias juga dengan kereta gantung.
Dulunya sih sudah pernah ke Sentosa Island, namun dulu langusng diantar oleh teman yang berasal dari Singapore sehingga nga perlu susah-susah mikirin rutenya sampai di Sentosa Island.
Nah ini ketika mau jalan sendiri menggunakan MRT (Kereta di bawah tanah), jadi mesti ingat-ingat caranya membaca rute ketika masih tinggal di England yang waktu itu juga pake Underground kalua kesana kemari mengelilingi keindahan London.
Setelah mandi dan sarapan, langsung bergegas ke stasion Kreta MRT untuk membeli tiket “Tourist Pass”. Eh…sampai di sana malahan belum buka lokernya yang jual Tourist Pass, yaitu tiket khusus untuk wisatawan yang tinggal di Singapore selama satu sampai 3 hari yang bias digunakan dengan bebas untuk berkeliling-keliling Singapore dengan tanpa batas alias unlimited travel by MRT.
Terpaksa keluar stasiun lagi dan jalan-jalan lemesin otot kaki sampai jam sepuluh pagi, biar lebih kuat jalannya untuk meng-explore Singapore. Tepat jam 10 kembali ke stasiun dan beli Tiket MRT Tourists Pass sebanyak tiga biji untuk aku, istri dan anak perempuan Karena si bayi yang masih berumur 3 tahun masih belum kena tiket alias Gratis.
Mengikuti arah sebagaimana ada di peta MRT, akhirnya sampai juga di Vivo City (Vivo Mall) walaupun lumayan lama sampainya Karena harus tengok kanan, tengok kiri, dan toleh sana dan tolih sini dan tentu saja ditambah tanya sana dan tanya sini sambal melihat tanda-tanda yang mengarahkan tourist menuju jalan keluar (EXIT) menuju Sentosa Island Board Walk.
Berjalan kira-kira 30 menit sambil cekrak-cekrek mengabadikan keindahan pemandangan di sekitar Sentosa Board Walk: pemandangan Sentosa Island, Cruise Hurbour, seashore yang indah dan bersih ngak ada sampah sama sekali, little garden, perbukitan singapura, dan lain-lain.
Begitu tiba di Sentosa Island, langsung jalan-jalan di sekitar pulau kecil dan berfoto ria di depan universal studio sambal piker-pikir dan nungguin anak memutuskan untuk bermain apa di Sentosa Isaland yang lebih bagus disebut sebagai Fun World – dunianya bersenang-senang karena semuanya ada, seperti makanan local Singapore, makanan internasional, Hard Rock, dunia laut, walking path yang semuanya didesaign sedemikian rupa agar bias membuat para turis yang berkunjung ke tempat ini menikmati liburannya.
Setelah pilih lama-lama, akhirnya anak-anak ingin mandi sama Dolphin sehingga harus beli paket Sea World ticket. Sambil menunggu mamanya anak-anak menemani ke sea zone, aku melanjutkan explorasi di sekitar Sentosa Island sambil jepret-jepret untuk nambahin koleksi jalan-jalanku. Keluarga merasa senang setelah mengikuti attraksi dunia laut dan juga ada “Dunia Pokemon” alias "Pokemon Go"yang digilai sama anak-anak pemburu Pokemon.
Namanya juga ngajak anak-anak, setelah datang dari mengikuti kegiatan Dunia Laut masih harus menungguin mereka mengejar-ngejar burung yang dengan santainya mencari makanan-makanan sisa yang ada di Depan Universal Studio. Setelah capek kejar sana – kejar sini nampaknya sudah sore banget jam 4an dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Marina Bay the Sea dan juga Marina Bay the Sands yang terkenal dengan keindahan atraksi lampu laser yang menggunakan teknologi super canggih untuk menghibur ratusan tourists yangs sudah menunggu sejak matahari mulai menuju upuk barat. Sambial asyiknya jalan-jalan dan geregetnya ke Marina Bay the Sands, lupa janjian sama teman-teman dari Singapore (Linda dan Rozana) yang katanya sudah datang ke Vivo City yang rencananya mau diajak makan malam bersama.
Perut mulai keroncongan, Atraksi laser sudah mau mulai, jadi bingung aku dan keluarga. Akhirnya memutuskan untuk membeli Dinner Box di mall yang super mewah di tempat kami nunggu atraksi lampu laser.
Lumayan juga harganya satu boxnya, sekitar 10 dolar Singapura. Berempat jadi habis 40 dolar Singapura. Ngak apa mahalan dikit, yang penting perut kenyang and bisa enjoy pertunjukan lampu laser yang aku janjikan sama anakku untuk melihat atraksi ini kalua ke Singapore.
Setelah jam 9 malam, saya dan keluarga pulang menuju hotel dengan kembali berpetualang dengan MRT (kereta bawah tanah Singapore). Hanya berselang lima belas menitan, sudah smapai di Stasiun kreta api Bugis Junction” yang merupakan stasiun terdekat dari tempat menginap di 85 Beach garden Hotel yang terletak di 85 Beach Road, Singapore.
Singapore Trip: Day Three 23/11/16
Pusing-pusing (keliling-keliling bahasa Indonesiannya) di Kota Singapore memang benar-benar bikin pusing karena harus jalan berputar-putar di tengah terik matahari. Di hari ketiga, pagi-pagi sudah sibuk siapkan perjalanan menuju Malay Heritage Site, sambil nunggu kedai sarapan buka untuk makan pagi. Berjalan sekitar 10 menit dari 85 Beach Garden Hotel Singapore sambil melewati Arab Street and juga Sultan Street untuk menikmati segarnya berbagai hidangan pagi yang semakin mengoncang perut yang keroncongan.
Setelah agak siangan dan kenyang isi perut, lanjut explorasi ke Merlion Park dengan menumpangi Kereta Bawah Tanah (MRT) untuk melihat patung singa Singapore yang ngak berhenti-hentinya memuntahkan air. Perjalanan tidak lebih dari sepuluh menit dari stasiun kreta terdekat (Bugis Junction). Setelah sampai di stasiun dekat Merlion Park, lalu jalan-jalan di sekitar stasiun sambil menikmati indah dan besihnya tepian muara pantai yang dilalulalangi oleh kapal kecil river cruise.
Sempet juga berenti sejenak sambil istirahat nyenengin anak-anak bermain burung dara yang jinak di sekitaran taman. Anak-anak pada asyik memberi makan burung dengan relanya memberikan roti bekalnya (regal) biar burungnya pada berdekatan dengannya. Kemudian lanjut berjalan menuju Merlion statue untuk mengambil beberapa gambar di sekitar dermaga kecil yang sengaja dibuat untuk para wisawatan agar bisa berselfi ria dengan berbagai latar belakang yang sangat menarik.
Setalah capek menjepret, lalu lanjut berjalan menelusuri aliran muara sungai menuju Singapore Flyer – roda berputar dengan ketinggian 200 meteran agar bisa melihat kota Singapore dari langit. Biaya tidak begitu mahal, Cuma 31 dolar Singapore per orang. Dengan membeli paket ini, banyak sekali kenangan indah yang bisa tersimpan di dalam benak Karena bisa melihat dengan gambling Kota Singapore secara menyeluruh tanpa ada hambatan dan rintangan yang menggangu.
Nampaknya masih ada waktu tersisa walaupun waktu sudah menujukan pukul 8.30 malam. Begitu turun dari stasiun kreta di Bugis Junction, langsung aja menuju Bugis Street untuk mencari makan malam di sekitaran pasar oleh-oleh tersebut. Harga makanan tidak terlalu mahal, Cuma atara 8-12 dollar Singapore per porsi. Setelah beberapa hari nggak kena nasi, akhirnya malam itu kena nasi dan serasa puas kenyanya setelah makan sepiring besar nasi goreng dan juga mei goreng yang dinikmati bareng bersama keluarga: istri dan dua anakku.
Semakin larut saja malamnya, akhirnya menuju ke hotel untuk beristirahat untuk membersiapkan energi untuk hunting oleh-oleh cokelat di hari terahir keesokan harinya.
THE END
***
Penerjemah Tersumpah Bali Sworn and Certified Translator, Penerjemah Tersumpah Bali Jasa Penerjemah Resmi dan Tersumpah di Bali, Jasa Translate di Denpasar,Jasa Penerjemah Tersumpah di Bali, Jasa Penerjemah di Kota Denpasar, Penerjemah Tersumpah Bali, Jasa Penerjemah di Kota Denpasar Bali, Bali Penerjemah, Direktori Penerjemah Indonesia, List of Sworn Translators Bali, Certified Translator in Bali, Certified Translator in Pecatu, Certified Translator in Ubud, Certified Translator in Nusa Dua, Certified Translator in Jimbaran, penerjemah bali, jasa penerjemah bali, penerjemah tersumpah bali, jasa penerjemah tersumpah bali, penerjemah inggris bali, penerjemah bahasa inggris bali, penerjemah mandarin bali, penerjemah jepang bali, penerjemah belanda bali, penerjemah jerman bali, penerjemah perancis bali, Certified Translator in Seminyak, Certified Translator in Kuta, Certified Translator in Sanur, Certified Translator in Denpasar, Certified Translator in Bali, Penerjemah Tersumpah Dalung, Tersumpah untuk Denpasar, Jasa Penerjemah Tersumpah untuk Denpasar Bali, Penerjemah Tersumpah Seminyak Bali, Penerjemah Tersumpah Dalung Badung, Penerjemah Tersumpah Dalung Badung Bali, PPenerjemah Tersumpah di Bangli, Penerjemah Tersumpah di Jembrana, Penerjemah Tersumpah di Tabanan, Penerjemah Tersumpah di Singaraja, Penerjemah Tersumpah di Buleleng, Penerjemah Tersumpah di Klungkung, Penerjemah Tersumpah di Gianyar, Penerjemah Tersumpah di Karangasem, Penerjemah Tersumpah di Bangli, Penerjemah Tersumpah Bali, Penerjemah Tersumpah di Denpasar Bali, Penerjemah Inggris Tersumpah di Denpasar Bali, Penerjemah Prancis Tersumpah di Denpasar Bali, Penerjemah Jerman Tersumpah di Denpasar Bali, Penerjemah Jepang Tersumpah di Denpasar Bali, Penerjemah Belanda Tersumpah di Denpasar Bali, Bali Penerjemah Tersumpah, Sworn Translator in Denpasar Bali, English Sworn Translator in Denpasar Bali, Japanese Sworn Translator in Denpasar Bali, penerjemah denpasar, jasa penerjemah denpasar, penerjemah tersumpah denpasar, jasa penerjemah tersumpah denpasar, penerjemah inggris denpasar, penerjemah bahasa inggris denpasar, penerjemah mandarin denpasar, penerjemah jepang denpasar, penerjemah belanda denpasar, penerjemah jerman denpasar, penerjemah perancis denpasar, Dutch Sworn Translator in Denpasar Bali, German Sworn Translator in Denpasar Bali, French Sworn Translator in Denpasar Bali, Sworn Translator in Denpasar Bali, Certified Translator in Denpasar Bali, Kantor Penerjemah Tersumpah Bali, penerjemah tersumpah di bali, sworn translator in bali, translation service in bali, harga penerjemah tersumpah Bali, jasa translate bali, jasa penerjemah bahasa Inggris murah bali, Bali Denpasar translator Service, sworn translator Bali, Public Notary Bali, Sworn Translator Bali, Certified Translator Bali